Review Game Action, DMC 5

Review Game Action, Devil May Cry 5

Devil May Cry 5

 

Developer : Capcom
Platform : Windows, PS4, xbox
Tahun rilis : 2019
Genre : Action Adventure

Alur Cerita

Cerita berpusat pada sosok misterius yang menyebut dirinya sendiri sebagai “V”. Ia berujung mengunjungi Dante di kantor Devil May Cry untuk sebuah tugas yang tidak mudah untuk dilakukan yaitu menghancurkan sosok iblis super kuat yang mengancam. Dante yang kebetulan butuh uang untuk membuat kantor perburuan iblisnya tetap hidup langsung menyanggupinya, walaupun V sendiri sudah memberikan wejangan soal level ancaman yang jauh lebih tinggi dibandingkan semua hal yang pernah dilawan Dante selama ini. Iblis super kuat tersebut diketahui bernama Urizen dan ia hidup di atas singgasana pohon iblis bernama Qliphoth. Namun sayangnya, Urizen ternyata jauh lebih kuat daripada apa yang diprediksi oleh Dante dkk. Mereka berujung “dibantai” dengan nasib akhir yang tidak jelas. Sementara di sisi lain, Nero yang sempat berusaha membantu Dante melawan Urizen juga tidak bisa berperan banyak untuk membalikkan keadaan.

Desain Karakter yang Lebih Modern

Acungan jempol bahwa terlepas dari beragam perubahan yang diusung, Devil May Cry 5 tidak banyak mendapatkan “kontroversi” karena arah baru modern untuk karakter-karakter mereka ini. Mereka bahkan berhasil mengeksekusi tampilan Trish dan Lady dalam gaya “modern” yang keren. Acungan ekstra jempol juga pantas diarahkan pada desain karakter baru dan monster yang selalu fantastis. Dari sisi karakter, Anda bertemu dengan Nico – seorang engineer seksi yang mampu meracik senjata keren untuk Dante dan Nero.

Game penuh Aksi

Maka seperti seri Devil May Cry sebelumnya, Capcom tetap game action yang diracik penuh gaya. Bahkan gaya bisa dibilang merupakan elemen utama untuknya. Semakin bervariasi serangan Anda, semakin banyak kombo yang Anda hasilkan, semakin efektif Anda menghabisi bar HP musuh, maka Anda akan berhadapan dengan nilai gaya yang bertambah pula. Berangkat dari “D” sebagai nilai terendah hingga “SSS” sebagai nilai tertinggi, angka gaya ini akan menentukan seberapa banyak Red Orb yang Anda tuai. Maka seperti yang bisa diprediksi, Red Orb berfungsi sebagai resource untuk memperkuat setiap karakter yang ada lewat sistem beli item dan kemampuan.

Aksi Permainan yang Adiktif

Maka seperti kebiasaan-kebiasaan seri Devil May Cry sebelumnya, ini juga bukan game yang dirancang untuk Anda nikmati satu kali saja. Jika Anda memang datang hanya untuk cerita, 20 misi untuk mengakhiri arc “Son of Sparda” yang sudah tersebar selama empat seri terakhir ini, memang tidak bisa dibilang panjang. Apalagi beberapa level di antaranya terhitung pendek dan difokuskan untuk cut-scene misalnya. Namun pada akhirnya harus diakui, bahwa Devil May Cry 5 memang bukan game yang cukup Anda mainkan satu kali. Sensasi kenikmatan hakikinya justru terletak di playthrough kedua.

Kesimpulan

tidak diragukan lagi bahwa sebagai seri yang fantastis, membuat proses menunggu belasan tahun terbayar manis. Seolah ingin membuktikan bahwa mereka kini kembali di bentuk terbaiknya, Capcom tahu betul apa yang diinginkan oleh fans untuk Devil May Cry 5 dan memastikan setiap elemen tersebut dipenuhi. Kita berbicara soal aksi gameplay yang masih penuh gaya, sensasi action yang intens, musik super keren, dan visualisasi berbasis RE Engine yang memesona. Semuanya dibalut dengan kesempatan untuk menikmati dan menguasainya di tingkat kesulitan lebih tinggi, mendapatkan reward sepadan, sembari menikmati cut-scene super keren yang siap memanjakan mata. Jangan lupa soal kehadiran Nico dan bagaimana karakter ini berujung tak sekedar menjual sensualitas.

Author: admin